Sejak awal tahun 2007 SPEK-HAM melakukan pendampingan untuk penguatan perempuan di komunitas Kelurahan Sewu (Kecamatan Jebres), Joyosuran (Kelurahan Pasar Kliwon), dan Sriwedari (Kelurahan Laweyan) untuk peningkatan partisipasi perempuan dalam pembangunan, khususnya advokasi Hak Dasar masyarakat sipil. Salah satu proses penguatan yang kami lakukan di kelurahan Sewu, menghasilkan inisiatif warga (khususnya perempuan) untuk mengembangkan tanaman pangan dengan cara memanfaatkan lahan sempit. Inisiatif ini lahir dari studi rumah tangga yang dilakukan komunitas dan menemukan bahwa biaya konsumsi rumah tangga cukup besar, sehingga hasil tanaman pangan ini diharapkan bisa membantu memenuhi kebutuhan pangan (khususnya sayur) keluarga.
Kelompok ibu-ibu Kelurahan Sewu yang didampingi SPEK HAM khususnya RW I, VII, VIII dan IX telah berhasil menyulap lahan sempit yang ada disekeliling rumahnya menjadi ‘kebun kecil’ tanaman sayur mayur yang siap dipetik dan hingga bulan ini telah memberi dampak positif berupa membantu memenuhi kebutuhan pangan keluarga, mengkonsumsi sayur sehat (organik), mengurangi pengeluaran rumah tangga dan yang paling membanggakan adalah produksi pengetahuan oleh para perempuan. Mereka yang awalnya tidak yakin dan tidak memiliki pengalaman bercocok tanam atau bahkan berkebun, menjadi punya pengetahuan lengkap tentang proses mengolah bibit, memilih tanah, menggunakan pupuk, menyiram, dll. Ibu Mulyowati dari RW VII menyatakan sangat senang setelah diajari menanam tanaman sayur karena hasilnya bisa dipakai untuk mengurangi pengeluaran. Ibu Titik dari RW VIII memberikan pernyataan bahwa sayur yang dihasilkan ibu-ibu di RW tersebut rasanya lebih renyah dan tidak cepat busuk. Bu Nina Kartono (salah seorang leader di RW I) memberikan kesaksian bahwa meskipun banyak kendala, seperti hama, gangguan ‘tangan jail’ yang sering mencabut atau memetik tanaman yang baru berkembang dan ancaman relokasi lahan, tetapi tetap tidak menyurutkan langkah beliau untuk terus menanam. Tak kurang tanaman tomat, cabe, terong, sawi, pare, dan bayam berhasil mereka kembangkan.

img_00591

Kunjungan Belajar di Pantai Pandan Simo, Bantul
Hasil yang luar biasa ini yang mendorong SPEK-HAM merespon keinginan ibu-ibu Kelurahan Sewu untuk melakukan kunjungan ke Laboratorium Riset pengembangan tanaman di lahan berpasir di Pantai Pandan Simo, Bantul, Jogjakarta pada 14 Januari 2009. Kurang lebih 60 orang perwakilan dari komunitas Kelurahan Sewu (80 % peserta adalah perempuan) bersama dengan SPEK-HAM mengunjungi lahan pasir seluas kurang lebih 2 hektar yang di atasnya tertanam berbagai tanaman, baik tanaman tahunan, semusim, buah, sayur, bahkan padi, kurma dan gandum juga ada. Kunjungan ke lokasi yang dikelola oleh CV. Indmira Nusantara ini memberikan inspirasi dan motivasi kepada komunitas Kelurahan Sewu karena di lahan ini semua tanaman dikembangkan di atas lahan pasir pantai yang miskin atau bahkan tidak ada unsur hara, sementara tanah di sekitar Kelurahan Sewu jauh lebih subur. Artinya tidak ada yang perlu dikawatirkan kalau terjadi masalah dalam proses menanam karena yang ditanam di lahan pasir saja bisa hidup dengan subur.
Kunjungan yang merupakan kegiatan tindak lanjut dari penanam tanaman pangan keluarga organik di daerah perkotaan ini berguna menambah pengetahuan seperti bagaimana mengatasi hambatan yang selama ini mereka alami, seperti hama, bagaimana cara penanaman yang benar serta dapat membandingkan dari tanaman pangan yang selama ini mereka lakukan dengan media tanah pasir sungai dengan media pasir laut sehingga menjadi lebih berkembang dan berhasil guna tidak hanya untuk dikonsumsi sendiri tetapi bisa dijual.
Di lahan Pantai Pandan Simo, Bantul ini komunitas bisa melihat tanaman, seperti kacang tanah, padi, berbagai macam jenis jeruk, kelengkeng, gandum, kelapa sawit dan melon yang semua ditanam dipasir dan hasilnya sangat bagus. Contohnya panen melon satu buah yang dihasilkan di lahan ini minimal mencapai 2 kg. Pengetahuan ini dapat memotivasi untuk lebih mengembangkan tanaman mereka karena pasir sungai Bengawan Solo yang ada di daerah mereka lebih subur dan bisa jauh lebih bagus hasilnya. Mereka antusias dan aktif bertanya tentang hama yang menyerang tanaman mereka selama ini serta bagaimana cara penanaman, perawatan tanaman di setiap tanaman yang dikunjungi kepada pemandu meskipun harus jalan kaki terlebih dahulu sejauh setengah km, belum lagi pada saat mengelilingi tanaman yang cukup luas dan berpasir itu kami harus rela mandi peluh karena matahari yang menyengat. Perjalanan yang cukup lama (memakan waktu lebih dari 3 jam dari Kelurahan Sewu) dan situasi yang panas tak menghalangi ibu-ibu dan beberapa bapak dari Sewu untuk tetap mendengarkan penjelasan pemandu. Setelahnya komunitas Sewu berencana akan semakin menguatkan kegiatan pengembangan tanaman pangan, dan akan meningkatkan dengan teknik-teknik yang lebih baik sesuai apa yang mereka dapat dari catatan manis di tengah lahan berpasir Pantai Pandan Simo, Bantul, Jogjakarta.
SPEK-HAM berharap kegiatan ini akan meningkatkan produktivitas perempuan, membantu pemenuhan pangan keluarga (yang artinya pemenuhan hak dasar), dan mendorong partisipasi perempuan dalam pembangunan.